Sunday, May 28, 2006

Kejang demam, bagaimana mengobatinya?

Kejang demam atau “stuip” dapat terjadi pada 4% di antara anak berumur antara 6 bulan sampai 4 tahun, kadang masih bisa kejang sampai 6 tahun. Diduga bahwa pada umur tersebut jaringan otak belum sempurna, sehingga mudah mengalami kejang. Kejang biasanya terjadi segera setelah demam yang naik tinggi. Kalau sudah beberapa hari demam baru terjadi kejang, mungkin ada sebab lain.

Bagaimana kita mencegah berulangnya kejang demam?
Paling baik memang apabila anak mengalami demam, lalu diberi obat untuk mencegah berulangnya kejang demam. Sayangnya tidak ada obat yang 100% dapat mencegah kejang demam bila diberikan saat anak mulai mengalami demam. Obat yang dapat digunakan adalah diazepam, yang dimakan selama demam, diberikan 3 kali sehari. Cara ini berhasil mengurangi risiko kejang demam sebanyak 20-44%. Cara lain adalah memberikan diazepam melalui anus, saat anak mulai demam. Dosis diazepam adalah 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 10 kg. Cara ini mungkin lebih efektif dibandingkan memberi diazepam yang dimakan.

Jangan takut:
  • Apakah anak mengalami gangguan otak atau menjadi bodoh karena mengalami kejang demam? Tidak. Otak tidak akan rusak kecuali kejang berlangsung sangat lama, lebih dari 15-30 menit.
  • Apakah anak akan mengalami kejang demam kembali? Kira-kira 30% anak akan mengalami kejang demam kembali, terutama setahun kemudian.
  • Apakah anak akan mengalami epilepsi atau kejang tanpa demam di kemudian hari? Risikonya sangat kecil, hanya sekitar 2-12%.
  • Apakah mungkin terjadi kematian? Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.

Info lengkap di www.anakku.net