Tuesday, October 31, 2006

Kehabisan pulsa simpati

Karena kurang perhitungan dari awal, kurang pengalaman, karena baru buka 2 bulan, stok voucher elektrik simpati habis sejak hari sabtu kemarin, mo beli ternyata di beberapa distributor udah kosong dan kalau pun ada dibatasin. Stok ada lagi baru hari Rabu tgl 1 Nov. Berart telkomsel terakhir kirim stok hari Rabu minggu lalu, jadi sebaiknya menjelang lebaran, stok ditingkatkan untuk meng-cover demand 2 minggu sekitar lebaran, rumusnya.... hehehehe.....

Pokoknya lebaran tahun depan, stok simpati bakal di buat cukup banyak untuk semuanya... Janji !

Friday, October 20, 2006

Warna yang cocok untuk web perniagaan

Tahukan anda kalau warna sebenarnya bisa memberi kesan yang mendalam kepada pengunjung web anda?

Pemilihan warna yang tepat mampu meningkatkan penjualan setiap produk yang anda jual dan mampu memberikan perasaan/image positif yang akan mendorong para pengunjung anda untuk terus membeli pada web anda.

Warna yang sesuai, paling baik adalah warna-warna yang tua (pucat) dan lembut, karena warna jenis ini akan menimbulkan perasaan tenang dan damai. Hindari warna-warna terang dan gelap, coba lihat halaman-halaman web merchant-merchant terkenal seperti ebay.com.

Untuk target market yang berbeda, pemilihan warnapun berbeda. Jika sasarannya adalah pengunjung laki-laki, maka dipilih warna-warna yang berani dan agak mencolok, untuk wanita pilih warna-warna lembut feminim. Untuk anak-anak, pilih warna-warna terang dan ceria.

Yang harus diperhatikan, apapun warna yang anda pilih, pastikan semua tulisan dapat mudah dibaca. Pilihlah warna tulisan yang kontras dengan warna latar.

Sumber: www.ilmuit.com

Thursday, October 19, 2006

Dimanakah voucher Esia 10 ribu ?

Sudah seminggu setelah dapat stok voucher Esia 10 ribu terakhir, belum bisa dapat stok lagi, stok sebelumnya puluhan lembar habis dalam waktu 3 hari dengan harga jual cukup fantastis di harga 14 ribu cuma untuk dapat pulsa 10 ribu saja. Walau overhead 4 ribu, tapi yang beli ternyata banyak banget bahkan overdemand, mungkin karena banyak yang uangnya pas-pasan. Padahal kalo ada uang lebih mending beli pulsa 25 ribu seharga 26 ribu saja.

Info terakhir dari toko lain, esia 10 ribu dijual 15 ribu pun ada yang ambil.. dahsyat... esia memang dahsyat setelah keluar promo telepon 1 jam hanya seribu... tapi bakrie telecom nya gak dahsyat, malah gemblung, payah... sedikit-sedikit saya lihat, pelanggan esia mulai kembali ke flexi, selain karena beberapa bulan sebelumnya nomor2 esia susah dihubungi dari nomor selain esia karena keterbatasan jumlah jalur interkoneksi, tapi sekarang sih katanya sudah dilebarkan jalur interkoneksinya. Voucher esia 10 ribu jelas hilang, seorang distributor langsung esia yang saya kenalpun tidak bisa menyediakan barang.

Kelihatannya bakrie telecom nggak kompak atau mis-manajemen antara bagian marketing dan produksi, atau sedang mengarahkan konsumen agar beli voucher 25 ribu dengan harapan peningkatan durasi dan frekuensi berkomunikasi. Mungkinkah biaya iklan esia sedemikian mahal hanya akan menghasilkan hal yang cuma segitu aja. Gimana dengan customer dan potensial customer yang ada?

Di kios isi pulsa kami, jumlah transaksi pulsa dibawah 25 ribu jauh lebih banyak dibanding yang diatasnya, bisa sampai 80-90%. Jadi sepertinya bodoh kalau ada strategi dari salah satu provider untuk menghilangkan produk pulsa dibawah 25 ribu.

Isi Bensin

Pagi hari, jarum penunjuk bensin motor di garis merah. Sebelum berangkat dari rumah, istri tanya, bensinnya cukup tuh? Saya jawab aja, cukup. Perjalanan kami tiap pagi ke arah Pancoran Tebet (kantor saya) lewat Thamrin (kantor istri) kurang lebih 18 km, berhubung motor saya supra x 100 cc dan sudah di setting super irit, makanya insya Allah cukup bensinnya sampai kantor saya, tapi sudah rencana akan isi bensin di SPBU Pertamina depan Wisma Jamsostek Gatsu.

Nganter istri sudah, sampai di SPBU antrian motor lumayan panjang, dibagi 2 shaf, masing-masing shaf kira-kira ada sekitar 15an motor antri, sama panjang. Mikir mo ambil shaf kiri atau shaf kanan karena sepertinya peluang kapan dilayaninya akan sama, tapi saya lirik diujung antrian, nah ketemu bedanya, shaf kiri dilayani 2 orang operator, shaf kanan dilayani hanya 1 orang operator, jika asumsi kecepatan pelayanan tiap operator sama (misal setara pentium 4), maka antri di shaf kiri seharusnya lebih cepat dilayani karena kecepatannya setara dengan pentium 4 dual core, alaah dasar IT...

Jadi berdasarkan pengamatan, saya antri di shaf kiri, tapi yang saya heran kenapa yang datang lebih suka antri di shaf kanan... ternyata setelah lihat2 lagi, di shaf kanan lebih adem karena efek dibawah atap SPBU walau gak dibawah pas, di shaf kiri kita panas-panasan di bawah sinar matahari. No problem lah asal bisa dilayani lebih cepat dan memang terbukti, malah lumayan dapat terapi sunbathing gratis, Agnes Monica aja mesti bayar mahal biar kulitnya kelihatan gelap, lagian masih jam 8 pagi kayaknya belum berbahaya deh buat kulit kalo kena sinar matahari langsung.

Beberapa orang di shaf kanan yang kemudian sadar kalau di shaf kiri lebih cepat langsung pindah, yang lain antara sudah dekat akan dilayani atau sudah cukup nyaman dengan status quo-nya, hehehe...

Information is a key... salah satu kunci akselerasi bisnis adalah informasi, cari informasi, buka informasi, sebar informasi membuat bisnis berkembang lebih cepat... RTK said: "How fast is your Money?" semakin cepat uang bergerak, semakin cepat kelimpahan uang terjadi. Semakin cepat bisnis bergerak, semakin cepat berkembang. Saya sendiri jadi lebih cepat sampai ke kantor, dibanding jika antri di shaf kanan yang nyaman nan teduh, dan bisa menyelesaikan banyak pekerjaan penting sebelum mengerjakan pekerjaan rutin.

Tambal Ban

Kemarin, pulang kantor, ban sepeda motor kami tiba-tiba kempes dalam sekejab (memang pake b bukan p karena lebih cepat dari sekejap), walhasil langsung minggir jalan grak, berhenti, dan hilang sudah harapan untuk bisa buka puasa di rumah. Tanya orang lewat dan dikasih petunjuk tempat tambal ban terdekat. Sepertinya kios tambal ban ini khusus mobil truk dan trailer karena isinya ban gede2 semua, apalagi selama menunggu perbaikan, banyak mobil truk dan trailer yang lewat. Dicoba ditambal ternyata kempes lagi, dan menurut diagnosa, ban saya sudah sulit untuk ditambal karena posisi kebocoran di tempat yang vital dan memang sudah ada tambalan di mana-mana. Akhirnya ban dalam yang telah menemani saya kemana-mana harus dibuang, ganti ban baru seharga 30 ribu, ditawar 20 ribu tukangnya gak mau, 25 ribu juga nggak, yaa namanya juga usaha berhemat & praktek negosiasi walaupun tahu bargain power-nya lebih lemah. Tapi kehilangan ban dan keluar duit 30 ribu kok gak merasa rugi ya? Mungkin karena memang perlu, suatu kebutuhan dan bukan keinginan, hehehe... Setelah ban baru dipasang, cek dulu sana sini, terutama rem, baru jalan pulang.

Seorang teman merintis usaha jualan pulsa elektrik dengan chip party (satu hp/simcard bisa semua transaksi produk), lumayan laris katanya karena konsumen yang dibidik adalah teman kantornya, para karyawan, dan karena para karyawan tersebut lumayan malas kalo pulang mampir-mampir lagi, maka beli pulsanya di teman saya yang bisa jual dengan margin lumayan diatas kios di pinggir jalan. Untuk meningkatkan omset, teman saya memperbolehkan hutang dulu, dibayar nanti pas gajian, karena satu kantor pasti tanggal gajiannya sama ya. Pernah saya bilang kalau lebih aman kalau sistem cash aja karena margin pulsa itu kecil sekali, di atas 10% aja orang gak mau beli, otomatis sistem hutang akan menggerus modal, kecuali modalnya lumayan gede, tapi teman saya lebih memilih meneruskan sistem hutangnya karena jumlah transaksi memang lebih banyak. Hati saya berkata, orang (karyawan) dikasih hutang pasti diambil. Saya nggak ketemu lagi lumayan lama sampai saya dengar dari teman saya yang lain bahwa teman saya tersebut berhenti jualan pulsa karena uangnya habis, tapi piutangnya lumayan besar di teman-teman kantornya, bahkan bos dan rekan kantor yang tidak kenalpun punya piutang, hebat yaa... tapi kalo piutangnya gak bisa tertagih, istilah kerennya Non Performance Loan/NPL, ya apanya yang hebat, hehehe... saya coba telepon untuk bertanya, dan ternyata masalah muncul saat pelanggannya mulai mangkir bayar, atau menunda pembayaran, dengan alasan ada tagihan lain seperti rumah, kendaraan, kartu kredit yang mesti harus segera dibayar, karena teman maka ya gak enak juga, justru ini kesalahan fatal, teman ya teman, bisnis ya bisnis. Betul neraca hartanya mengalami kenaikan, tetapi pos cash sudah berkurang dan malah pos piutang yang menggelembung, beruntung tidak ada neraca kewajiban, karena semua modal adalah dari uang sendiri. Agar usaha tetap berjalan dibutuhkan investasi lagi, teman sayapun menambah investasinya dari uang tabungannya, dan mendapati bahwa bulan depannya memiliki piutang lebih besar dengan posisi cash tidak membaik. Menagih piutang ke teman memicu konflik, dan akhirnya teman saya mengalah dan menutup bisnisnya. Piutang tetap akan ditagih tetapi pelan-pelan, katanya. Saya bilang, mulai lagi aja, tapi kali ini harus beli cash. Katanya capek ah, rugi, nanti aja, uang aja belum balik.

Bisnis yang bagus, tapi kurang baik pengelolaan arus kas dan manajemen resikonya. Waktu teman saya bilang dia kasih hutang, saya bilang jangan atau nanti ban bisnisnya mulai kempes, alasannya margin tipis tapi boleh kasih hutang tapi maksimal 1 hari. Saya bilang kalo ban kempes (bisnis) dipaksa jalan ya mesti diisi angin terus (investasi) tapi ujung-ujungnya akan kempes lagi (hilang). Setelah bisnisnya kempes untuk yang kesekian kalinya, saya anjurkan untuk menambal ban (menambal sistem bisnis). Arus kas itu memperkuat modal, piutang itu bagus tapi hanya untuk piutang yang dapat ditagih, piutang yang tidak tertagih sama dengan lubang dalam ban, mengurangi angin (modal). Berhenti sementara dalam bisnis itu bagus, untuk menghilangkan trauma, image negatif, belajar dari pengalaman dan buat rencana baru, seperti halnya untuk menambal ban, kendaraan harus berhenti dulu, tapi harus bangkit lagi/jalan lagi.

Karena setelah tambal ban kemudian saya jalan lagi, maka saya nggak merasa rugi buang ban dan keluar uang beli ban baru. Mungkin kalo setelah ban motor saya diganti, kemudian motor gak saya pake jalan lagi, saya baru akan merasa rugi.

Tuesday, October 17, 2006

Kuadran Kiri vs Kuadran Kanan #1

BK: omset apa nih?
Ferdi: bisnis
BK: bisnis apa pak?
Ferdi: saya ada toko hp & jual pulsa, dll
BK: di JKT juga?
Ferdi: iya, semua masih di jkt
BK: modalnya berapa tuh pak?
Ferdi: kecil
BK: kira2 berapa?
BK: tapi lewat dari 10 jt kan?
Ferdi: lupa tepatnya
Ferdi: nggak
BK: di atas 5?
BK: saya juga pengen buka
Ferdi: modal tergantung apa aja yg mo dijual & brp banyak
BK: pak ferdi berapa dulu modalnya? trus hasilnya lumayan ga?
BK: tempatnya kontrak??
Ferdi: modalnya gak besar, lupa tepatnya
Ferdi: sekarang omsetnya sekitar 3 juta/hari
BK: haaaaaaaa???
BK: tempat kontrak??
Ferdi: saya baru ambil tempat baru, kontrak
BK: berapa sebulan kontraknya?
Ferdi: beda-beda, tergantung lokasi
BK: kalo pak ferdi?
BK: itu rumah atau kios?
Ferdi: rata-rata 500 rb/bln deh
BK: haaaaaaaa
Ferdi: knp, pak?
BK: pegnen tau aja
BK: ok deh
BK: saya mo pulang dulu
Ferdi: ok, kalo mau kerjasama, kebetulan saya sudah jadi dealer indosat dan XL
BK: ok
Ferdi: ntar dikasih harga khusus deh
BK: ok

Setahu saya ya, perbedaan antara orang di kuadran kiri dan di kuadran kanan bisa dilihat dari kata-katanya. Dalam menganalisa usaha, orang kuadran kiri cendrung bertanya modalnya dulu baru hasilnya, sementara orang kuadran kanan berfokus pada hasil. Teman saya tersebut kebetulan adalah seorang pejabat di sebuah BUMN.

Tuesday, October 10, 2006

"Kerja itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat..."

Sebuah cerita yang masuk via email, semoga bermanfaat.

"Kerja itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat..."

Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yang
bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak Azis.
Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu membuat kios
internet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan dari kayu
pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis.

Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukan bengkel
Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid. Pak Azispun
tampak awet muda, sama seperti dulu, hanya pakaiannya yang sedikit
berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah putih. Rautnya cerah, fresh,
memancarkan kesan tenang dan lebih santai. Beungeut wudhu-an ( wajah sering
wudhu), kata orang sunda. Selalu bercahaya.

Hidayah Allah ternyata telah sampai sejak lama, jauh sebelum Pak Azis
berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu bermula
dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh atap
bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira
lima tahun silam. "Atap rumah saya tertiup angin sampai tak tersisa
satupun. Terbuka semua." cerita Pak Azis."Padahal nggak ada hujan, nggak
ada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin berpusar itupun cuma sebentar
saja."

Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu. Walau uang dan pekerjaan
masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gelisah, stres &
selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati, Ndra. Makan tidak enak,
tidur juga susah."cerita Pak Azis lagi.

Lama-kelamaan Pak Azis menjadi tidak betah tinggal di rumah dan stres.
Padahal, sebelum kejadian angin puting-beliung yang anehnya hanya mengenai
bengkel workshop merangkap rumahnya saja, Pak Azis merasa hidupnya sudah
sempurna. Dari desainer grafis hingga jadi arsitek. Dengan keserbabisaannya
itu, pak Azis merasa puas dan bangga, karena punya penghasilan tinggi. Tapi
setelah peristiwa angin puting-beliung itu, pak Azis kembali bangkrut,
beliau bertanya dalam hati : "apa sih yang kurang" apa salahku " ?

Akhirnya pak Azis menekuni ibadah secara mendalam "Seperti musafir atau
walisongo, saya mendatangi masjid-masjid di malam hari. Semua masjid besar
dan beberapa masjid di pelosok Bandung ini, sudah pernah saya inapi."
Setahun lebih cara tersebut ia jalani, sampai kemudian akhirnya saya bisa
tidur normal, bisa menikmati pekerjaan dan keseharian seperti sediakala.

"Bahkan lebih tenang dan santai daripada sebelumnya."
"Lebih tenang ? Memang Pak Azis dapet hikmah apa dari tidur di masjid itu?"
"Di masjid itu 'kan tidak sekedar tidur, Ndra. Kalau ada shalat malam, kita
dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Karena terbiasa, tahajjud juga
jadi terasa enak.
Malah nggak enak kalau tidak shalat malam, dan shalat-shalat wajib yang
lima itu jadi kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu, Ndra."
"Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?"
"Alhamdulillah. Sekarang ini saya menganggap bhw yg utama itu adalah
shalat. Jadi, saya dan temen-temen menganggap kerja itu cuma sekedar
selingan aja."

"Selingan ?"

"Ya, selingan yang berguna. Untuk menunggu kewajiban shalat, Ndra."

Untuk beberapa lama saya terdiam, sampai kemudian adzan ashar mengalun
jelas dari masjid samping rumah Pak Azis. Pak Azis mengajak saya untuk
segera pergi mengambil air wudhu, dan saya lihat para pekerjanyapun sudah
pada pergi ke samping rumah, menuju masjid. Bengkel workshop itu menjadi
lengang seketika. Sambil memandang seluruh ruangan bengkel, sambil berjalan
menuju masjid di samping workshop, terus terngiang-ngiang di benak saya :
"Kerja itu cuma selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu shalat..."

Sepulangnya dari tempat workshop, sambil memandang sibuknya lalu lintas di
jalan raya, saya merenungi apa yang tadi dikatakan oleh Pak Azis. Sungguh
trenyuh saya, bahwa setelah perenungan itu, saya merasa sebagai orang yang
sering berlaku sebaliknya. Ya, saya lebih sering menganggap shalat sebagai
waktu rehat, cuma selingan, malah saya cenderung lebih mementingkan
pekerjaan kantor. Padahal
sholat yang akan bantu kita nantinya...(sungguh saya orang yang merugi..)

Kadang-kadang waktu shalat dilalaikan sebab pekerjaan belum selesai, atau
rapat dengan klien
dirasakan tanggung untuk diakhiri.
Itulah penyebab dari kegersangan hidup saya selama ini. Saya lebih semangat
dan habis-habisan berjuang meraih dunia, daripada mempersiapkan bekal
terbaik untuk kehidupan kekal di akhirat nanti.
padahal dunia ini akan saya tinggalkan..juga ..........kenapa saya begitu
bodoh..

Saya lupa, bahwa shalat adalah yang utama.
Mulai saat itu saya berjanji untuk mulai shalat di awal waktu..

Tuesday, October 3, 2006

Lyric Song "SMS" by Britney Spears

SMS

Bang, please tell me who send this message Bang
Bang, this message with those words of "honey"
Bang, it must come from your girlfriend Abang
Bang, it has caused me feel so uneasy

Bang, please give me your answer now Abang
Bang, I will throw you mobile phone away
Bang, please tell me the truth right now Abang
Bang, if you love me anyway

When you talk in argument
You are so good with reasons
I know you are my wrong man
Still going with your reasons

You tell me wrong number lah
You tell me someone's joke lah
You tell me wrong number lah
You tell me someone's joke lah
Starting this very moment, your mobile phone will be mine

===========

Translate to latina by J.Lo

Bang, SMS siapa ini Bang
Bang, pesannya pakai sayang - sayang
Bang, nampaknya dari pacar Abang
Bang, hati ini mulai tak tenang

Bang, tolong jawab tanya ku Abang
Bang, nanti HP ini ku buang
Bang, ayo dong jujur saja Abang
Bang, kalau masih sayang

Kalau bersilat lidah
Memang Abang raja nya
Telah nyata Abang salah
Masih saja berkilah

Orang salah kirim lah
Orang iseng iseng lah
Orang salah kirim lah
Orang iseng iseng lah
Mulai dari sekarang HP aku yang pegang

***Becanda tauk.... kekekekekek...