Tuesday, November 27, 2012

Janji ke pelanggan

Sering saya mengamati janji-janji para pedagang yang mampu menarik para calon pembeli untuk membeli kepadanya. Kadang janjinya agak kurang masuk akal, misal:

Jasa pengiriman membutuhkan waktu rata-rata 3 hari untuk sampai ke si penerima tetapi pengalaman penjual yang beberapa kali menerima info kalau pengirimannya sampai 1-2 hari saja kemudian meyakinkan calon pembeli kalau pengirimannya akan sampai dalam 2 hari kerja.

Menurut saya ini konyol karena menjanjikan sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Kalau yang dijanjikannya adalah waktu produksi itu masih masuk akal karena produksi itu kita yang kerjakan maka waktu produksi ada di dalam kontrol kita. Tapi pengiriman barang dikerjakan oleh pihak lain, dan pihak ekspedisi bisa memberikan janji waktu 3 hari, tapi kalau 2 hari sudah sampai ya itu adalah bonus dalam bentuk pelayanan.

Tapi perusahaan ekspedisi itu sampai sekarang gak mengubah waktu pengirimannya dari 3 hari menjadi 2 hari seperti hasil pengalaman si pedagang, padahal perusahaan ekspedisi pasti lebih tahu bahwa beberapa kali bisa mengirim lebih cepat.

Kalau janji tidak ditepati maka pelanggan akan kecewa, akibat dari pedagang yang over promise.

Selalu gunakan logika yang mudah, dan hati-hatilah berjanji kepada siapapun.

Terima kasih,

Ferdi Ramdhon
Follow twitter @ferdirn

Thursday, November 22, 2012

Lo Kheng Hong, Warren Buffet Indonesia

Berinvestasi di saham mungkin bukan perkara mudah bagi sebagian orang, butuh ketepatan, perhitungan dan tentu saja keberanian untuk mencoba. Hal tersebut sepertinya telah dilewati oleh pria 52 tahun Lo Kheng Hong. Selama 22 tahun dirinya menggeluti saham hingga akhirnya dijuluki Warren Buffet Indonesia.

Filosofi hidup yang dijalaninya yaitu "menjadi kaya sambil tidur" tengah mengantarkan dia menjadi miliarder di pasar saham, disebut-sebut asetnya bernilai triliunan rupiah. Bagaimana filosofi hidup yang dijalani mampu membuatnya dijuluki Warren Buffet Indonesia. Dalam sebuah kesempatan, Lo Kheng Hong berbagi caranya dalam memilih saham.

"Saat kita akan membeli saham, sebaiknya kita harus mengetahui dahulu manajemen perusahaan tersebut bagaimana, apakah menerapkan Good Corporate Governance (GCG) atau tidak, apakah perusahaan tersebut memiliki integritas yang baik," jelasnya di Jakarta.

Selain itu menurutnya, membeli saham jangan seperti beli saham dalam karung, "Buy What u Know and Know What u Buy", seseroang bisa mengetahui saham itu baik atau tidak dengan mencari tahu dari kompetitornya atau pegawai perusahaan tersebut.

"Saya akan mencari tau dari kompetitornya, karena biasanya mereka tahu baik buruk kompetitor mereka, perlu dicari tahu agar tidak beli kucing dalam karung, karena ini kan menyangkut harta kita, jadi jangan membeli sesuatu yang tidak kita tahu," jelasnya.

Selanjutnya, dalam memilih saham, juga perlu mengetahui manajemennya, apakah pengelolanya jujur atau tidak, jangan sampai pengelolanya suka ambil uang perusahaan, sehingga sebagai sleeping partner dirugikan.

"Istilahnya, yang menjadi pertimbangan pertama adalah manajemen, kedua manajemen, ketiga manajemen, baru yang lain. Selain itu kita harus mengetahui bisnis atau sektor apa yang dijalani, karena ada sektor yang menarik ada juga yang tidak menarik," ungkapnya.

Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah pertumbuhan emiten bersangkutan apakah tumbuh baik atau tidak, karena ada empat tipe perusahaan, seperti perusahaan yang rugi terus, ada yang kadang untung, dan kadang merugi. Kemudian, perusahaan yang untung besar terus, tapi stagnan. Ada juga perusahaan yang growing secara berkala.

"Kita juga perlu melihat kinerjanya lima tahun ke belakang, kita lihat masa lalunya, biasanya kalau lima tahun ke belakang tumbuh, ke depannya akan mengalami hal yang sama. Kalau sudah lima tahun berturut-turut growing, tandanya itu bagus," tuturnya.

Namun yang tidak kalah penting, selain fundamental emiten, harus memperhatikan dari segi harga. Seperti price to earning ratio (PER)-nya, dari situ dapat mengetahui kemampuan emiten tersebut dalam membukukan keuntungan. "Biasanya perusahaan yang sudah baik dan manajemennya bagus, PER-nya sudah di atas 10 kali," jelasnya.

Lebih lanjut Lo Kheng Hong mengatakan jika dirinya merupakan tipe investor fundamental, karena yang akan dilihat dari segi manajemen atau pertumbuhan perusahaan. Namun bukan berarti hal teknikal seperti grafik, semuanya diabaikan, karena yang diperlukan memang selektif.

"Jangan trading for living, tapi trading agar menjadi kaya. Kalau kita jago tapi tidak bisa mengendalikan diri itu juga tidak bagus," kata Lo Kheng Hong.


Sumber : OKEZONE.COM

Tuesday, November 6, 2012

Manage expectation

Pagi-pagi seorang Ibu menelepon sudah berada di depan toko saya untuk membeli produk yang akan dibawanya ke luar kota. Saya segera meminta maaf karena jam buka toko kami adalah jam 9 pagi, sementara sekarang masih jam 7 lewat, dan saya belum mandi pula, hehehe...

Si Ibu mendesak agar saya bisa segera berangkat ke toko dan si Ibu bersedia menunggu, tetapi saya kebetulan ada acara ke tempat lain pagi itu sehingga saya meminta si Ibu untuk menunggu sebentar sementara saya mencoba menelepon karyawan agar bisa datang lebih pagi. Singkat cerita, karyawan saya menyanggupi untuk datang lebih pagi, tetapi katanya paling cepat jam 8.15.

Saya menelepon si Ibu lagi dan bilang bahwa nanti ada karyawan saya yang akan datang buka toko sekitar jam 8.30, dan ternyata karena kebetulan pagi itu jalanan macet maka karyawan saya pun sampai toko jam 8.45 dan si Ibu sudah tidak ada. Saya pun baru tahu jam 9.30 saat si Ibu marah-marah melalui sms bahwa saya seperti gak punya niat mau buka toko atau nggak, sms lagi bahwa anaknya sudah rewel karena terlalu lama menunggu, sms lagi bahwa sudah ditelepon terus oleh saudaranya, dan berbagai sms keluhan lainnya yang tentu saja gak ada hubungannya dengan saya :)

Saya berpikir sejenak untuk menyusun kata-kata balasan sms si Ibu, dan saya menulis bahwa saya meminta maaf sebesar-besarnya, dan kami sudah berusaha agar bisa datang secepatnya tetapi ternyata tidak seperti yang diharapkan.

Lama sms saya tidak dibalas, dan saya pikir mungkin si Ibu marah dan tidak akan membalas.

Tetapi agak siang si Ibu membalas sms dengan mengatakan bahwa ia pun minta maaf karena harus buru-buru pergi dan tidak bisa menunggu lagi. Sepertinya si Ibu sudah mengerti persoalannya.

Menjual adalah inti dari bisnis, dengan menjual maka bisnis memperoleh untung. Dengan ketidakmampuan kami untuk menjual pagi itu kepada si Ibu, maka sebetulnya kami sudah rugi secara potensial, harusnya pagi itu kami bisa mendapat keuntungan tetapi gagal kami peroleh.

Pagi itu si Ibu memaksa agar kami bisa datang ke toko 30 menit lagi atau sekitar jam 7.45 tetapi saya harus menolak karena tahu bahwa hal tersebut sulit dipenuhi, apalagi secara mendadak. Saya menawarkan sebisa mungkin akan buka toko jam 8.30 karena akan ada karyawan yang datang segera dan itupun kalau si Ibu bersedia menunggu lebih lama.

Ekspektasi si Ibu awalnya adalah bisa membeli pagi itu dan bersedia menunggu sampai jam 7.45 tetapi saya memberikan ekspektasi bahwa jam 8.30 akan melayani si Ibu, dan si Ibu bersedia. Walau akhirnya tidak terlayani tetapi si Ibu ternyata tidak terlalu marah karena kami memberikan ekspektasi untuk melayani jam 8.30 bukan mengikuti ekspektasi si Ibu yang jam 7.45.

Tentu akhirnya berbeda kalau kami meng-iya-kan saja ekspektasi si Ibu yang jam 7.45 padahal kami merasa sulit memenuhinya dan pasti si Ibu akan marah besar karena jam 8.30 pun kami belum datang karena sudah lebih 1 jam menunggu dari jam 7 lewat.

Walaupun akhirnya kami buka toko jam 8.45 yang berarti lewat 15 menit dari ekspektasi jam 8.30, si Ibu tidak terlalu marah dibandingkan kalau ekspektasinya jam 7.45 yang berarti lewat 1 jam, tentu akan marah besar.

Calon pembeli yang marah besar tentu sebisa mungkin tidak akan datang lagi bahkan bisa jadi menyebarkan cerita pengalaman jeleknya walau belum tentu itu sepenuhnya kesalahan kita. Tapi bagaimana kita me-manage ekspektasi dari calon pembeli seharusnya mempengaruhi apakah si calon pembeli akan tetap berinteraksi dengan kita atau tidak percaya lagi dengan kita.

Penjual memang harus confident, tapi kalau over confident maka resikonya semakin besar. Lebih baik terus berpegang pada prinsip "Low Expectation, High Delivery", bukan sebaliknya.

Ferdi Ramdhon
http://ferdiramdhon.blogspot.com

Monday, November 5, 2012

Pesta Wirausaha 2013


Kami dari komunitas Tangan Di Atas (TDA) ingin memberitahukan bahwa pada hari Jum'at sampai Minggu, tanggal 8-10 Februari 2013 di gedung JIExpo Kemayoran Jakarta akan mengadakan serangkaian seminar dengan topik seputar wirausaha dari para master-master wirausaha dan leadership skala nasional dan internasional. Rangkaian seminar ini bertema "Menyongsong Era Indonesia Emas: Becoming World Class Company, Now or Never"

Daftar acaranya antara lain:


Main Stage

TimeAgendaSpeakers
Day 1: Friday, Feb 8 2013
10.00 – 11.30Sharing Session 1Joko Widodo + Sandiaga Uno
13.40 – 15.00Sharing Session 2Jamil Azzaini (Motivator Sukses Mulia)
16.00 – 17.00Sharing Session 3Johny Andrean
Day 2: Saturday, Feb 9 2013
09.00 – 10.30Sharing Session 4Jusuf Kalla
10.30 – 12.00Sharing Session 5Dahlan Iskan (Meneg BUMN)
13.15 – 15.00Sharing Session 6Heppy Trenggono (How to Debt Free)
15.30 – 17.00Sharing Session 7Tung Desem Waringin (Motivator Dahsyat)
Day 3: Sunday, Feb 10 2013
09.00 – 10.30Sharing Session 8Chairul Tanjung (CT Corp)
10.30 – 12.00Sharing Session 9Hary Tanoe Soedibjo (MNC Group)
13.15 – 15.00Sharing Session 10Tony Fernandez (Air Asia)
15.30 – 16.00Sharing Session SpecialTeguh Wibawanto (Hydro)
16.00 – 17.00Sharing Session 11Yusuf Mansyur (Ustadz)


Growing Stage A
TimeAgendaSpeakers
Day 1: Friday, Feb 8 2013
10.00 – 11.30Growing Sharing 1Saptuari (Kedai Digital)
13.40 – 15.00Growing Sharing 2Rosihan (Saqina Distro)
16.00 – 17.00Growing Sharing 3Valentino Dinsi (Pengusaha Muslim Indonesia)
Day 2: Saturday, Feb 9 2013
09.00 – 10.30Growing Sharing 4Johny Rusli
10.30 – 12.00Growing Sharing 5Hendy Setiono (Kebab Baba Rafi)
13.15 – 15.00Growing Sharing 6Roni Yuzirman (Manet Vision)
15.30 – 17.00Growing Sharing 7Syamsul Arifin
Day 3: Sunday, Feb 10 2013
09.00 – 10.30Growing Sharing 8Arif Budiman
10.30 – 12.00Growing Sharing 9Safri Helmi
13.15 – 15.00Growing Sharing 10Mas Mono (Ayam Bakar Mas Mono)
16.00 – 17.00Growing Sharing 11Dian Kusumaningtyas


Growing Stage B
TimeAgendaSpeakers
Day 1: Friday, Feb 8 2013
10.00 – 11.30Growing Sharing 1Fauzi Rahmanto (Business Coach)
13.40 – 15.00Growing Sharing 2Sonny Sofjan (Income Pentagon)
16.00 – 17.00Growing Sharing 3Fauzun Adhim
Day 2: Saturday, Feb 9 2013
09.00 – 10.30Growing Sharing 4Ali Akbar (Pakar SEO)
10.30 – 12.00Growing Sharing 5Bang Jay (Penulis buku & Motivator)
13.15 – 15.00Growing Sharing 6Ippho Santosa (Penulis buku & Motivator)
15.30 – 17.00Growing Sharing 7Zainul Arifin
Day 3: Sunday, Feb 10 2013
09.00 – 10.30Growing Sharing 8Yulia Astuti (Salon Moz5)
10.30 – 12.00Growing Sharing 9Rangga Umara (Pecel Lele Lela)
13.15 – 15.00Growing Sharing 10Hafidz K Rijal
16.00 – 17.00Growing Sharing 11Denny Delyandri


ps: pembicara dalam konfirmasi

http://ferdiramdhon.blogspot.com

Sunday, November 4, 2012

Apa keunggulan bersaingnya?

Beberapa hari yang lalu ada seorang kawan yang datang menawarkan sebuah produk baru yang permintaan untuk jenis produk itu memang sedang tinggi, ceritanya memang mau ikut berkompetisi dengan merek-merek lain yang memang sudah duluan bersaing di pasar.

Ngobrol sana-sini ternyata saya belum menangkap apa keunggulan atau diferensiasinya dari produk yang ada. Ketika ditanya apa keunggulannya maka dijawab mengenai proses pembuatan, bahan baku, rasa lebih enak, dan hal-hal lain yang sulit diukur oleh calon pembeli.

Saya bertanya apakah produk tersebut bisa membawa manfaat lebih besar atau manfaat baru dibanding merek yang sudah ada, dijawab semua merek sebetulnya sama saja gak ada kelebihannya.

Teman saya menginginkan agar saya lebih mendahulukan menjual produknya daripada merek lain yang ada tetapi saya tidak diberi "senjata pamungkas" yang mampu mengalihkan minat konsumen terhadap merek tertentu.

Dengan sopan tentu saya meng-iya-kan keinginan teman saya tersebut, tapi kecil kemungkinan calon pembeli dapat dirayu agar mau membeli produk tanpa alasan kuat.

Produk tanpa keunggulan bersaing yang kuat hanya akan menjadi produk rata-rata saja, walaupun punya sales team yang tangguh pun tetap agak sulit menjualnya dibanding produk yang dari awal di desain untuk memiliki suatu keunggulan bersaing yang kuat atau yang khas.

Terima kasih

Ferdi Ramdhon
http://ferdiramdhon.blogspot.com

Friday, November 2, 2012

Peluang untung dari perdagangan di bursa saham pada bulan September - Maret

Jika Anda tertarik dengan trading saham atau rajin mengikuti perkembangan investasi di bursa saham, maka biasanya akan tahu bahwa bulan antara September sampai Maret merupakan bulan-bulan mendulang rupiah dari bursa saham.

Ada beberapa hal yang membuat trading saham di bulan tersebut lebih bergairah dibanding bulan yang lain, yaitu:
1. Laporan keuangan kuartal ke 3 yang akan segera dirilis membuat kita sudah bisa menebak bagaimana laporan akhir tahun dari perusahaan, dan bisa mengambil untung atau malah menjauhi sahamnya.
2. Banyak perusahaan yang rajin melakukan window-dressing yaitu melakukan perbaikan nilai buku perusahaan melalui harga sahamnya, biasanya harga sahamnya akan diangkat naik.
3. Banyak rumor mengenai aktifitas perusahaan tahun depan.
4. Orang dalam dari perusahaan yang kinerjanya bagus akan membeli saham perusahaanya sebelum laporan kinerja perusahaannya dilaporakan ke publik agar bisa ikut menikmati keuntungan saat publik merespon dengan membeli saham perusahaan yang menyebabkan harga sahamnya naik
5. Para market-maker institusi mengejar target sales atau komisi tahunan, karenanya banyak saham-saham yang jarang bergerak tiba-tiba harganya naik turun pada bulan ini.
6. Beberapa investor mendapat uang tambahan berupa bonus lebaran, natal, atau tahun baru yang digunakan untuk membeli saham
7. Bandar saham jahat menggunakan keriuhan ini untuk merampok secara legal uang dari para investor yang kurang pengetahuan dengan cara menggoreng saham

Semoga beruntung!

Ferdi Ramdhon
http://ferdiramdhon.blogspot.com

Thursday, November 1, 2012

Bagaimana memilih kartu kredit andalan dari beberapa kartu kredit yang kita punya

Peraturan BI yang baru hanya mengijinkan tiap orang memiliki kartu kredit maksimal 2 atau 3 saja.

Kenapa?
Karena BI menganggap penggunaan kartu kredit di Indonesia terjadi banyak penyalahgunaan. Contohnya, fungsi kartu kredit yang utama adalah sebagai alat pembayaran barang konsumtif, tetapi banyak juga yang memanfaatkan dana di kartu kreditnya untuk hutang uang cash, padahal seharusnya digunakan untuk membeli barang.

Sepertinya BI sangat perhatian sekali kepada rakyat Indonesia yang memiliki kartu kredit, emangnya penting gitu?

Aturan BI bisa dianggap penting atau gak penting tergantung cara kita menggunakan kartu kredit, tapi kalo harus memilih 2 atau 3 kartu kredit diantara banyak kartu kredit yang kita punya, jangan-jangan bisa bingung sendiri.

Saya menggunakan cara ini untuk memilih kartu kredit yang akan saya pertahankan, mungkin cara ini bisa berguna buat Anda. Kita akan menilai masing-masing kartu kredit berdasarkan 3 kriteria, antara lain:

1. Urutkan kartu kredit dari yang limit-nya paling besar ke paling kecil
Limit kartu kredit adalah asset! Tapi itu hanya jadi asset kalau kita memperlakukannya sebagai asset :)
Btw, punya kartu kredit yang limit-nya besar pasti lebih berguna di kemudian hari. Dari urutan ini akan terlihat bahwa kartu kredit yang memiliki limit paling besar akan bernilai 1 dan yang limit-nya paling kecil akan bernilai besar. Kita menilai kartu kredit dengan urutannya.

2. Urutkan kartu kredit dari yang iuran tahunannya paling kecil ke paling besar
Iuran tahunan kartu kredit adalah biaya tahunan kita dan salah satu keuntungan buat bank. Biasanya jenis kartu menentukan iuran tahunan, seperti kartu platinum tentu iuran tahunannya lebih besar dibanding kartu gold. Beberapa kartu kredit memberikan iuran tahunan gratis seumur hidup, ini sangat menguntungkan sekali!
Dari urutan ini akan terlihat bahwa kartu kredit yang iuran tahunannya rendah atau gratis akan memiliki nilai paling kecil sesuai urutan, dan kartu kredit yang iuran tahunannya tinggi akan memiliki nilai besar. Jika ada beberapa kartu yang iurannya sama, pilih saja mana kartu yang kita lebih sukai atau lebih sering kita pakai sebagai prioritas urutan.

3. Urutkan kartu kredit dari yang menawarkan bunga konsumtif bulanannya paling kecil ke paling besar
Bunga kartu kredit adalah biaya kita atas hutang yang terjadi dan merupakan keuntungan bank. Bunga kartu kredit sekarang mungkin sekitar 2-3% per bulan atau 24-36% per tahun, tentu sangat tinggi sekali dibanding kenaikan gaji tahunan atau bunga deposito. Jadi pikir-pikirlah sebelum berhutang dan membayar bunga kartu kredit. Jika harus berhutang dan tidak mampu membayar lunas, maka pilihlah kartu kredit yang menawarkan bunga paling rendah. Dari urutan ini akan terlihat bahwa kartu kredit yang bunganya paling rendah akan memiliki nilai kecil, sementara yang memiliki bunga besar akan memiliki nilai besar. Jika ada beberapa kartu kredit yang menawarkan tingkat bunga yang sama besar, maka pilihlah mana kartu yang paling kita sukai atau yang paling sering kita gunakan sebagai prioritas urutan.

Setelah semua kartu kredit diurutkan, maka tinggal dijumlah saja nilai dari semua kartu kredit berdasarkan masing-masing kriteria. Misal kartu kredit bank A, di kriteria limit di urutan 3, di kriteria iuran tahunan di urutan 2, di kriteria bunga di urutan 2, maka nilai total dari kartu kredit bank A adalah 3+2+2=7. Jumlahkan semua nilai dari kartu kredit kita untuk mendapat nilai totalnya.

Setelah itu, urutkan semua kartu kredit berdasarkan nilai totalnya.

Kartu kredit dengan nilai total rendah adalah kartu kredit yang pantas untuk kita pertahankan karena menawarkan limit yang relatif besar, iuran tahunan yang relatif kecil, dan bunga yang relatif rendah.

Jika ada beberapa kartu kredit memiliki nilai total yang sama besar, maka coba lihat apakah kita termasuk sering menggunakan kartu kredit tiap bulan atau tidak. Jika sering menggunakan, maka pilihkan kartu kredit yang nilainya di kriteria bunga lebih kecil untuk menjaga-jaga kalau suatu saat kita harus membayar bunga. Tetapi jika kita jarang menggunakan kartu kredit, maka pilihlah kartu kredit yang nilainya di kriteria iuran tahunan lebih kecil agar kita tidak merasa terlalu rugi membayar iuran tahunan walau kartu kredit jarang digunakan.

Demikian tips yang bisa saya sharing mengenai memilih kartu kredit.

Terima kasih telah menyimak

Salam hangat,

Ferdi Ramdhon
http://ferdiramdhon.blogspot.com