Jargon pariwisata Makassar yang baru "The Great Expectation". Aku ke Makassar (lagi) tanggal 12 Mei 2006, naik pesawat Adam Air penerbangan jam 06.15 pagi, jadi habis subuh pamit dengan Widi dan Fedya sayangku dan langsung naik taksi ke bandara. Kondisi listrik di Makassar sungguh sangat memprihatinkan. PLN menjelaskan krisis listrik ini terjadi karena adanya pemeliharaan rutin pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Sengkang dan kurangnya inflow air di sungai Mamasa yang menyuplai air pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru. Tiap hari masyarakan Makassar harus rela listriknya dipadamkan 2-4 kali sehari sekitar 2-4 jam sekali padam. Efeknya roda kehidupan terganggu, roda bisnis terganggu, bahkan banyak masyarakat yang mengeluh ke PLN karena peralatan listriknya menjadi rusak setelah rumahnya tiba-tiba listriknya padam. Orang sini jadi malas keluar malam, paling kalo ada perlu saja, dan kalau lagi ada apa-apa lagi, listrik setengah kota makassar bisa padam. That's not a Great Expectation! Call center PLN menerima keluhan pelanggan lebih dari 1000 telepon perhari, hampir semua tentang pemadaman dan rencana pemadaman ke depan, tapi anehnya pihak PLN belum bisa membuat jadwal pemadaman terencana hingga paling tidak 1 minggu ke depan dengan alasan kondisi lapangan yang cepat sekali berubah, yah begitulah kondisi di sini. Minggu kemarin, saya memutuskan untuk santai-santai aja di kamar, buka komputer atau membaca buku, tetapi tiba-tiba pada sore hari listrik mati. Wah kelihatannya bakal lama nih. Karena agak bete dan kebetulan belum makan, maka saya memutuskan untuk pergi ke Mall Panakukkang dan kebetulan di sana sedang diputar film The Da Vinci Code, sepertinya bagus karena banyak kontroversi, jadi saya beli tiket untuk pemutaran jam 20.30 wita (hampir 3 jam lagi karena film tsb baru saja mulai 15 menit) dan saya pergi makan dan sholat dulu. Mudah-mudahan lagi nonton gak mati lampu ya... amin (kan ada genset)