Filosofi hidup yang dijalaninya yaitu "menjadi kaya
sambil tidur" tengah mengantarkan dia menjadi miliarder di pasar saham,
disebut-sebut asetnya bernilai triliunan rupiah. Bagaimana filosofi hidup yang
dijalani mampu membuatnya dijuluki Warren Buffet Indonesia. Dalam sebuah
kesempatan, Lo Kheng Hong berbagi caranya dalam memilih saham.
"Saat kita akan membeli saham, sebaiknya kita harus
mengetahui dahulu manajemen perusahaan tersebut bagaimana, apakah menerapkan
Good Corporate Governance (GCG) atau tidak, apakah perusahaan tersebut memiliki
integritas yang baik," jelasnya di Jakarta.
Selain itu menurutnya, membeli saham jangan seperti
beli saham dalam karung, "Buy What u Know and Know What u Buy", seseroang bisa
mengetahui saham itu baik atau tidak dengan mencari tahu dari kompetitornya atau
pegawai perusahaan tersebut.
"Saya akan mencari tau dari kompetitornya, karena
biasanya mereka tahu baik buruk kompetitor mereka, perlu dicari tahu agar tidak
beli kucing dalam karung, karena ini kan menyangkut harta kita, jadi jangan
membeli sesuatu yang tidak kita tahu," jelasnya.
Selanjutnya, dalam memilih saham, juga perlu
mengetahui manajemennya, apakah pengelolanya jujur atau tidak, jangan sampai
pengelolanya suka ambil uang perusahaan, sehingga sebagai sleeping partner
dirugikan.
"Istilahnya, yang menjadi pertimbangan pertama
adalah manajemen, kedua manajemen, ketiga manajemen, baru yang lain. Selain itu
kita harus mengetahui bisnis atau sektor apa yang dijalani, karena ada sektor
yang menarik ada juga yang tidak menarik," ungkapnya.
Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah
pertumbuhan emiten bersangkutan apakah tumbuh baik atau tidak, karena ada empat
tipe perusahaan, seperti perusahaan yang rugi terus, ada yang kadang untung, dan
kadang merugi. Kemudian, perusahaan yang untung besar terus, tapi stagnan. Ada
juga perusahaan yang growing secara berkala.
"Kita juga perlu melihat kinerjanya lima tahun ke
belakang, kita lihat masa lalunya, biasanya kalau lima tahun ke belakang tumbuh,
ke depannya akan mengalami hal yang sama. Kalau sudah lima tahun berturut-turut
growing, tandanya itu bagus," tuturnya.
Namun yang tidak kalah penting, selain fundamental
emiten, harus memperhatikan dari segi harga. Seperti price to earning ratio
(PER)-nya, dari situ dapat mengetahui kemampuan emiten tersebut dalam membukukan
keuntungan. "Biasanya perusahaan yang sudah baik dan manajemennya bagus, PER-nya
sudah di atas 10 kali," jelasnya.
Lebih lanjut Lo Kheng Hong mengatakan jika dirinya
merupakan tipe investor fundamental, karena yang akan dilihat dari segi
manajemen atau pertumbuhan perusahaan. Namun bukan berarti hal teknikal seperti
grafik, semuanya diabaikan, karena yang diperlukan memang selektif.
"Jangan trading for living, tapi trading agar
menjadi kaya. Kalau kita jago tapi tidak bisa mengendalikan diri itu juga tidak
bagus," kata Lo Kheng Hong.
Sumber : OKEZONE.COM