"Work for what you can learn, not for what you can earn", kata Kiyosaki.
Jadi sah-sah aja kerja jadi pegawai, tapi lihat untuk apa kerja jadi pegawai. Kiyosaki memang pernah beroperasi di kuadran E, waktu bekerja sebagai sales di perusahaan xerox sepulang dari tugas pilot di perang vietnam. Kalo dilihat lebih jauh, kiyosaki bisa memilih pekerjaan lain yang gajinya lebih banyak karena keterampilan pilotnya di perusahaan airline dibanding jadi sales mesin fotocopy, tapi impiannya menjadi entrepreneur membuatnya menjalankan ide "Work for what you can learn, not for what you can earn".
Richdad juga menyuruh kiyosaki cari kerja waktu pulang dari vietnam, padahal saat itu kiyosaki sedang pengen-pengennya memulai karir jadi entrepreneur, tapi saat kiyosaki mengatakan ingin bergabung dengan bisnis Richdad dan Richdad bilang "Ok, kalo gitu kamu perlu investasi sekian ribu dolar untuk mulai", kiyosaki gak punya uang sebanyak itu, ada juga disimpan di reksadana tapi kecil. Ketika Kiyosaki bertanya "Bagaimana saya bisa dapat uang sejumlah itu agar bisa berbisnis dengan Bapak?", maka jawab Richdad adalah "Carilah kerja". Richdad katakan bahwa skill nomor 1 dari seorang entrepreneur sukses adalah menjual, jadi Kiyosaki cari kerja untuk belajar bagaimana caranya menjual.
Saya menangkap pelajaran bahwa untuk pebisnis pemula yang kekurangan modal, maka modal lebih aman dicari lewat bekerja, karena kurangnya skill berbisnis dapat mengakibatkan resiko modal berkurang atau hilang yang jika modal tersebut hasil pinjaman maka hasilnya akan mengakibatkan punya hutang dan efek psikologisnya bisa menghilangkan motivasi menjadi entrepreneur. Cari kerjanya seorang calon entrepreneur harus beda, dengan menjalankan ide "Work for what you can learn, not for what you can earn", bekerja untuk apa yang bisa kita pelajari bukan untuk gaji. Bekerja sebagai karyawan sambil memulai usaha bisa dianggap sebagai asuransi jika usahanya gagal.
Memang meminjam modal dari orang lain adalah juga suatu bentuk dari leverage, tapi khusus untuk pebisnis pemula, resikonya terlalu besar. 3 hal penting dalam kebebasan finansial adalah cashflow, control, dan leverage. Artinya jika kita sudah mantap berbisnis, sudah menghasilkan cashflow positif dan masa depan bisnis dalam control, maka pinjam uang untuk menambah kapasitas usaha adalah suatu leverage. Leverage (daya ungkit) berarti menghasilkan lebih banyak dengan usaha sama atau lebih sedikit.
Tidak penting di kuadran mana kita sedang berada, yang terpenting di kuadran mana tujuan akhir kita nanti, dan itu membutuhkan rencana. Karyawan yang sukses semestinya bisa menjadi investor yang sukses. Self employee yang sukses seharusnya bisa menjadi Investor yang sukses dan seharusnya bisa membuat sistem sehingga bisa berubah menjadi Business owner. Kita bisa menjadi kaya di kuadran manapun, tapi peluangnya lebih besar di kuadran kanan, sebagai pemilik bisnis atau investor. Alasannya karena di kuadran kanan peluang lebih besar untuk memiliki 3 hal penting dalam kebebasan finansial di atas. Di kuadran kiri, hal yang pasti didapat adalah cashflow dalam bentuk gaji, tetapi sedikit kemungkinan mendapatkan control, apalagi leverage.
Ada dua macam karyawan yang sukses, yaitu karyawan sukses yang kaya dan karyawan sukses yang miskin. Tapi hanya satu macam pengusaha sukses, yaitu pengusaha sukses yang kaya.
Meminjam definisi kata "kaya" dari Dr. Buckminster Fuller, bahwa kekayaan diukur dari waktu bukan dari uang, jadi maksudnya sekaya apa itu diukur dari kalau kita berhenti beraktivitas mencari uang sekarang maka dalam berapa lama kita bisa hidup dengan gaya hidup yang sama dari aset-aset yang sudah ada.
Mudah-mudahan berkenan.
Salam Fuuntastic!
Wassalam,
Ferdi RN
Tulisan lain bisa dilihat di www.ferdirn.com
"Ada dua macam karyawan yang sukses, yaitu karyawan sukses yang kaya dan karyawan sukses yang miskin. Tapi hanya satu macam pengusaha sukses, yaitu pengusaha sukses yang kaya."